Pada suatu
hari hiduplah seorang anak yang bernama dodo, dodo merupakan anak tunggal, dodo
juga selalu betah dirumah, setelah pulang sekolah dia tidak pernah keluar rumah
untuk bermain bersama teman semua, atau sekedar menghirup udara segar. Sehari-hari
yang ia lakukan hanyalah menonton tv, bermain game atau sekedar bermain gitar
dirumahnya. Tapi suatu hari ada sebuah keluarga yang pindah kedepan rumah dodo,
seorang bapak berkumis, ibu yang punya suami berkumis dan anak perempuan
bersepatu snikers dengan suara yang agak berisik, sambil berteriak “aaaaa
sampaaai jugaa” kata perempuan snikers . Dalam benak dodo waktu itu Cuma “berisik
banget tuh cewek” dodo kemudian
melanjutkan mengintip lagi dari jendela penuh rasa ingin tahu. “waaaaaaaaaaa” kejut anak perempuan yang baru
pindah dari jendela diintip dodo. “Ya
allah” dodo langsung terduduk sambil mengucap. Perempuan bersnikers tersebut
pun masuk kerumah dodo.
“eh ngapain
lo masuk-masuk rumah gue, nggak sopan banget” kata dodo sinis
“nggak sopan
mana dengan ngintip diam-diam?” cewe snikers balik nanya
“maaf deh..”
“hehe gak
apa-apa, kenalin gue caca, tetangga baru elo” sambil memberikan jabatan tangan
“oh..”jawab
dodo sekenanya, mengacuhkan tangan caca yg ingin berjabat
“nama elo
siapa?”
“nama gue..
dodo”
“oke dodo,
kita berteman” caca mengulurkan tangan untuk bersalaman
“hah… baru
aja ketemu?”
“emang gak
boleh temenan sama elo?”
“gak gitu, ya
udah boleh deh hehe” dodo agak awkward, sambil jabat tangan dengan caca
“Kalo gitu
gue balik, dulu mau beresin barang dulu, daa dodo”
“oo..okee”
Caca keluar
dari rumah dodo sambil sedikit meloncat-loncat, Penuh ceria. Harum parfum caca
sangat khas, penampilan dengan sepatu snikers dan celana jeans, sambil
tersenyum cantik. Membuat dodo sadar bahwa perempuan yang sebelumnya ia pikir berisik
ternyata, cukup menarik.
“dek.. dekk..ooo
deek” ibu dodo memecah lamunnya
“ngapain
ngelamun sih”
“ini ada
tetangga baru buk”
“kebetulan
kalau gitu” kata ibu dodo penuh arti
“kebetulan
apanya?”
“hari ini
ibu banyak bikin kue, antarin gih sebagai tanda perkenalan gitu”
“males akh,
ibu aja yang anterin”
“yee, orang
ibu mau kerumah nenek, nemenin nenek, kasian nenek sendirian”
“kalo ibu
kerumah nenek, aku “sendirian” dong?”
“kamukan
udah tahan “sendirian”, hehe anterin ya kuenya, sayang dari pada mubazir”
“anak
sendiri diejekin, males ah mending maen ps”
“mau uang
jajan gak dikasih?”
“ok, taruh
dimana kuenya” dodo berubah pikiran
“diatas
meja, udah ah ibu pergi dulu daa~ ”
Bagaimanakah
kelanjutan dodo, apakah dia bisa mengantarkan kue ke tetangga barunya, sekalian
ketemu caca. saksikan chapter berikutnya nunggu ada mood nulis, wassalam.