Cerita ini
Dibuat Dengan segala waktu, keringat dan usaha, dan ke ngawuran blogger. Baca
pelan-pelan aja hehe.
Ps: (..)
artinya pendapat pengarang. Enjoy readings..
Siang itu dikelas, anak laki-laki
sibuk membicarakan gocekan Tessi di pertandingan Barcelana melawan Ril Madrib.
Tessi berhasil memberikan kemenangan di pertandingan semalam. Rio. Anak SD yang
berbadan besar dan berotot kekar, bermuka lebar berbicara didepan
teman-temannya. Rio terlihat seperti pemimpin. ketika berbicara, yang lain
selalu diam dan mendengarkan. “Gila!! Tessi gocekannya jago bener, gak rugi
begadang semaleman” Hari, Yang bermata sipit
menjawab “Ia yo seru banget, tapi sayang gue ketiduran semalem?” Rio
menjawab dengan sedikit ejekan “Hah..! pertandingan semalem seru banget ri,
ngapain lo tidur haha dasar anak SD” Anak-anak yang lain sedari tadi diam, ikut
tertawa. (Mereka tidak sadar bahwa mereka juga anak SD). “emang skornya akhir
pertandingannya, berapa sih?” Tanya hari penasaran. “Skornya emm.. 3-1 eh 5-1
kalo gak salah” Rio terlihat berbohong. “Skornya 4-1, ri” jawab Hidayat yang
sedari tadi diam mendengarkan. “Sok tahu lo yat, orang gue nonton semalem 3-1
eh 5-1 kalo gak salah” Hari tidak lagi terlihat berbohong, tapi memang bohong
banget”. “Ya elah rio, orang barusan gue baca twitter” jawab Hidayat. (Anak SD
zaman sekarang sudah gaul, You Knowlah) “Tapi Lo nontonkan, pertandingan semalam?”
Tanya hari. “Seperti yang gue bilang tadi, gue Cuma baca twitter” jawab Hidayat
polos. “Whaha, Dayat-dayat, Gak nonton tapi sok tau” ejek Rio. Anak-anak
kembali tertawa, sebagian hanya tersenyum, sedikit kasian pada Dayat Tapi tak
ingin di jauhi oleh Rio. “Setidaknya gue gak berbohong dengan ngaku begadang
semaleman, nyatanya tidur ditengah pertandingan” Hidayat berusaha membela diri.
“Oh jadi lo udah jago, mau ngajakin gue berantem?” Rio sok jagoan. (Masih SD
udah berantem, jangan ditiru jang!!) “Udah-udah Jangan berantem nanti bisa
dijemur dilapangan!”Hari Melerai. “Berisik lo ri!!, biar gue kerjain si dayat!!”Rio
mengintimidasi. Rio Mengambil Penghapus Papan tulis spidol didepan. Di gosokan
ke wajah Dayat. Wajah Dayat hitam terkena bekas spidol. Dayat sedikit mengigit
bibir bawahnya. Berusaha menahan tangis. Sret.. Bunyi pintu kelas dibuka. Dengan cara
di tarik kekanan. Bu guru Matematika
bernama, Bu Nina datang. melihat kelakuan muridnya, Bu Nina, sedikit teriak
“Ada apa ini!!!?”
…………………………………….
Semua hening.
Jam menunjukan pukul 11 kurang 10
menit. Kulit Rio sukses Menghitam dilapangan. Dijemur di tiang bendera sambil
hormat pada bendera. “Rio, kamu ngapain sih gosok muka Dayat pakai penghapus
sampai hitam, pokoknya kamu dijemur sampai jam pulang!!”. Begitulah pembicaraan
Rio dan Bu Nina pukul 10.00 lalu. (Rasain lo haha Makanya jadi anak jangan
nakal.Oke, penulis terbawa suasana) “Dasar dayat, gara-gara dia gue dihukum,
tunggu aja lo” Bukannya malah jera, Rio malah berpikir ingin membalas Dayat.
“teng nong neng” Bunyi bel tanda jam pulang berbunyi. Rio terbebas dari
hukumannya. Kemudian mengambil tas dikelasnya. Rio berpapasan dengan Hidayat.
Rio bermaksud Ingin menggangunya. Tetapi ada bu Nina disampingnya, mengawasi
dayat agar pulang dengan selamat. Hari itu berlalu begitu cepat. Esoknya,
Hidayat masuk kekelas. Perasaan dayat hari itu tidak enak. Dia tahu bahwa akan di ganggu Rio. Dia duduk
di bangku paling kiri, urutan bangku kedua, dekat dengan jendela. Dayat kemudian
memeriksa kotak pensil. Dayat menghadap belakang ingin bicara ke Hari”Ri,
pinjam pulpen dong? Gue lupa bawa nih?” Hari diam. Membuang muka ke jendela.
Berusaha pura-pura tidak mendengar. Hidayat yang polos hanya mengacuhkan Hari.(“Toh
Hari gak negor gue, secara getohh. Gue juga ngak bakal negor balik keleeuus”.
Oke tulisan ini menjerumus ke alay. Gue ulangi.. ehm) Hidayat yang polos hanya
bisa diam dan mengerti melihat tingkah Hari yang berbeda dari biasanya. Hidayat
Kemudian bertanya dengan teman disebelahnya. Bermaksud meminjam pulpen lagi.
“Mel, pinjam pulpen dong?” “……”Melinda diam. “Mel, woi, pinjam pulpen mel?”
tanya Hidayat. “……” Melinda diem. Iseng karena dicuekin, Hidayat teriak “Woi..
temen-temen Melinda beraak dikelaas!!!” Seketika satu kelas melihat
Melinda. “APAAA SIH DAAYAAT!!” jawab
Melinda marah, kemudian menutup wajahnya dengan tas. Satu kelas tertawa.
Bunyinya nyaring waktu itu. (entah kenapa waktu SD selalu aja ada teman yang
berak atau kecepirit dikelas. Semua itu masih misteri~).
Sret.. Bunyi pintu kelas dibuka
kayak kemarin. Dengan cara di tarik kekanan.(sesekali dari kiri dong) Rio Masuk
kelas. Suara tawa yang gaduh dikelas tiba-tiba senyap. Pandangan Mereka tidak
lagi tertuju kearah Hidayat dan Melinda. Seperti ada yang memaksa mereka untuk
Menurut. “Ngapain kalian ketawa! Ribut tahu!!” Rio sok jago(ini beneran cerita
anak SD bukan sih?) Rio menaruh tasnya dimeja. Kemudia berjalan menuju Dayat.
“eh elo, Dayat, gue mau bikin perhitungan sama elo, Pokoknya sepulang sekolah
lo harus berhadapan dengan gue. Gue tunggu dilapangan?!!” “Oke!” Jawab dayat
berani. “Berani juga lo, Guys kalian semua harus nonton gue bertarung sama Dayat,
Gue jamin pentol goreng.” Jawab Rio sombong. “Horee!!” Teriak satu kelas. Kelas
berakhir cepat. Wusss…Wusss…Wusss.. Bunyi angin dilapangan terdengar seperti
difilm koboy. Ilalang yang berguling-guling menyerupai bulu babi bergelinding
ditengah. Di antara Rio dan Dayat. dari pada dibilang mirip koboy. Mereka malah
mirip seperti bintang iklan permen. Yunigon cola sendy. (Bangun Minggu pagi cek
iklan-iklan RCT*)
“Lo siap?”
Tanya Rio. “Siap, emang pertarunganya bagaimana?” sekarang dayat yang bertanya
“Mudah, siapa yang bisa masukin bola Paling banyak, dia yang
Menang. Yang kalah bakal nurut sama yang menang.” Kata Rio menjelaskan (Ini
cerita anak SDkan? Woi yg ngarang)
“Gue kira kita bakal main tangan.., ternyata main bola” Dayat
keceplosan
“Main tangan maksud lo? Kayak KDRT gitu?”Tanya Rio bego
“Ya udah main bola aja..” Dayat tak mau memperpanjang masalah
“Yang jadi kipper adalah si Hari. Hari merupakan kipper
terbaik di SD kita. Dia termasuk generasi terbaik yang ada Cuma 10 tahun
sekali.” Kata Rio mengurui
“Yang bener, kalau di kurok* no basuk* berarti dia termasuk
kiseki-..” Dayat terbawa suasana
“Kalian kayaknya banyak nonton kartun deh, ayo cepat mulai”
Hari memotong
“Oke deh kita mulai aja, Teman-teman dukung aku ya” Rio
meminta dukungan, seperti peserta Benteng Takeshi. “Yat, lo duluan aja..”
“Oke” Jawab dayat sambil membenarkan kerah seragam SDnya
Murid lain waktu itu Cuma diam di pinggir lapangan, Mereka
tengah lahapnya memakan pentol gorong. Yang di jamin Rio. Dayat memulai start
duluan, Siap menendang bola ke gawang. Kakinya mengambil ancang-ancang
kebelakang, dan Shooto bola ditendang. “Tangkap ri!!” bola melambung tinggi.
Mengarah ke hari. Hari menginjak tiang gawang disisi kiri, untuk memberikan
dorongan untuk melompat ke tiang gawang sebelah kanan. Hari melompat mengambil
bola. Sayangnya bola Dayat berhasil ditepis keluar gawang. Kalau misal ini
Komik Captain Tsubasa.Julukan Hari waktu itu adalah Wakasimatsu..
“Jago lo bro!!,eh anu, gue kebelet ke WC bentar ya” seru
dayat
“Bola lo gak ada apa-apanya yat, oke jangan lama, hehe
sekarang giliran Rio”Jawab Hari kece
“Teman-teman doakan aku ya!” Rio terkontaminasi Takeshi
Castle
Teman-teman Cuma menganguk. Mulut mereka penuh dengan pentol.
Terutama Melinda, ikut antri lagi.
Rio sedikit melakukan perengangan. Melompat-lompat. Dengan sedikit mengkletekan
jari-jarinya(ini apa maksudnya!!) Rio mempersiapkan kuda-kuda. Memotong rumput
untuk umpan sapi. Menyiram tanaman. Atau sekedar menyangkul ditambang(H*rvestmoon
banget) Setelah 10 menit pemanasan. Rio siap menendang dan shooto!!! Bola
melambung tinggi menjauh dari gawang. Bola menuju Kearah Bunina yang ada, dekat
dengan jendela kelas. Bunina lagi makan ayam bakar. (Gue gak tahu kenapa..
jangan tanya?) “Mati gua, bola kearah bu Nina” Rio berbicara dalam hati. Hanya
butuh beberapa detik menjelang Bola mendekati wajah Bu Nina dijendela kelas.
Teman-teman yang dari tadi sibuk mengunyah. Jadi ikutan tegang. Kebetulan
pentol mamang habis waktu itu. Mereka yang gak kebagian shock. Untung datang
seorang penyelamat. Dayat berlari menutup arah datangnya bola menuju jendela kelas.
Sambil bilang “Kelar deh..” Pakk!!! begitulah bunyi yang terdengar. Ketika bola
melekat diwajah Dayat. Seketika Dayat langsung terbaring dilapangan. Bunina
mengangkat telepon, kemudian pergi terburu-buru, tak sadar bahwa nyawanya telah
diselamatkan.
Rio dan teman-teman belepotan pentol mendekai Dayat khawatir.
“lo gak apa yat?”
“Gue gak apa-apa kok” dayat menahan air matanya keluar
“Thanks ya, sori ya soal kemaren dan hari ini” Rio meminta
maaf
“Iya gak apa-apa udah gue maafin kok” jawab Dayat
“Karena lo udah nyelamatin hidup gue, lo yang menang” Jelas
Rio
“Gak apa-apa nih?” Dayat mengerinyitkan Dahi, tanda tak
percaya
“Iya gak apa-apa lo menang. Sesuai perjanjian yang kalah
bakal menurutin apa yang menang mau. Jadi mau lo apa” Kata Rio
“Gue gak mau apa-apa, Gue Cuma mau lo berteman sama gue hehe
itu doang” Jawab Dayat malu
“ya elah elo itu teman gue, walaupun gue pernah jahatin lo,
maafin gue yat.. yang namanya Hidayat akan selalu jadi teman gue. Sama seperti
mereka ini, mereka yang hanya tertarik dengan pentol dibanding dengan
pertarungan kita juga teman gue. Gue merasa emang akhir-akhir ini sudah menjadi
orang yang jahat sih, tapi gue cuma masih menunggu orang yang pas untung
menyadarkan gue. Untungnya ada kalian hehe”
“thanks friend” jawab Dayat singkat. Kemudian menjabat tangan
Rio
“Kita ini teman dan akan selalu begitu” Jawab anak-anak
sekelas serempak
Seusai pertarungan sekolah. Kelas 4 D terlihat lebih akrab
waktu itu. mereka sekelas makan pentol dirumah mamang bareng-bareng satu kelas,
kebetulan stok dirumah mamang lebih banyak.
Pertandingan Hari itu tidak dimenangkan oleh siapapun.
Terkadang pertandingan tanpa seorang pemenang juga merupakan Hal yang indah.
Terima kasih udah membaca. Seperti biasa Ngawur disana-sini. Sekali lagi
Makasi yang udah baca hehe