Senin, 11 April 2016

Kenapa Orang Memilih Diam?

Ada yang berpikir, sedikit berbicara adalah emas.

Ada juga pepatah mulut mu harimau mu.

Manis didepan menusuk dibelakang.

Menurut gue dari pepatah diatas dapat menyebabkan akibat orang jadi malas menggungkapkan apa yang mereka pikirkan, karena takut nanti kalo orang a tersebut berbicara jujur ke orang b, orang b bisa sakit hati. Dari pepatah diatas juga orang jadi nyaman untuk terus diam dan menggikuti arus.

Ada beberapa orang yang sulit untuk berbicara jujur dengan apa yang mereka pikirkan dan memilih diam. Sehingga kadang menyulitkan diri sendiri.

Contoh seperti; ketika seorang teman ingin minta bantuan ketika dia yang katanya lagi gak ada motor karena motornya rusak dirumahnya tapi sebenarnya motor dirumahnya sudah selesai diperbaiki. Dan akhirnya nebeng kita. Dan kita akhirnya gak enak mau nolak. Meskipun sebenarnya malas, entah karena jalan menuju rumahnya becek, atau karena memang agak jauh masuk kedalam gang, dan yang paling utama kita tau kalo motornya sudah selesai diperbaiki, kenapa gak bawa motor sendiri coba?. Dan akhirnya orang yang tidak bisa ngomong jujur tersebut, akhirnya mengizinkan temannya untuk nebeng bersamanya. Meskipun agak berat.

Atau karena tidak bisa ngomong jujur lainnya; pengen ketemu teman lama yang udah gak pernah ketemu. Cuma berhubungan di ig, fb, twit, semua social media, tapi karena gengsi, Cuma bisa nahan rasa pengen ngumpul bareng lagi.

Atau perasaan suka yang Cuma bisa dipendam. Entah karena masalah sepele, takut dibilang aneh, atau takut di jauhi.

Semua itu kenapa masih dilakukan? Kenapa ada beberapa orang yang masih sulit menyampaikan apa yang mereka pikirkan?

Karena sebetulnya mereka takut menyakiti orang lain. Jika orang tersebut berbicara jujur akan ada yang tersakiti, akan ada yang berubah, akan ada suatu hal yang tidak lagi sama.

Haruskah seseorang berkata jujur? Gue bilang harus… tapi dengan cara yang baik.

Gue tahu mungkin tulisan ini akan jadi sangat alay, tapi perasaan tulisan lainnya alay juga deh, mungkin. but..


Thanks for reading


Tidak ada komentar:

Posting Komentar