Rabu, 18 Februari 2015

Cerita Anak SD Masa Kini


Cerita ini Dibuat Dengan segala waktu, keringat dan usaha, dan ke ngawuran blogger. Baca pelan-pelan aja hehe.
Ps: (..) artinya pendapat pengarang. Enjoy readings..

            Siang itu dikelas, anak laki-laki sibuk membicarakan gocekan Tessi di pertandingan Barcelana melawan Ril Madrib. Tessi berhasil memberikan kemenangan di pertandingan semalam. Rio. Anak SD yang berbadan besar dan berotot kekar, bermuka lebar berbicara didepan teman-temannya. Rio terlihat seperti pemimpin. ketika berbicara, yang lain selalu diam dan mendengarkan. “Gila!! Tessi gocekannya jago bener, gak rugi begadang semaleman” Hari, Yang bermata sipit  menjawab “Ia yo seru banget, tapi sayang gue ketiduran semalem?” Rio menjawab dengan sedikit ejekan “Hah..! pertandingan semalem seru banget ri, ngapain lo tidur haha dasar anak SD” Anak-anak yang lain sedari tadi diam, ikut tertawa. (Mereka tidak sadar bahwa mereka juga anak SD). “emang skornya akhir pertandingannya, berapa sih?” Tanya hari penasaran. “Skornya emm.. 3-1 eh 5-1 kalo gak salah” Rio terlihat berbohong. “Skornya 4-1, ri” jawab Hidayat yang sedari tadi diam mendengarkan. “Sok tahu lo yat, orang gue nonton semalem 3-1 eh 5-1 kalo gak salah” Hari tidak lagi terlihat berbohong, tapi memang bohong banget”. “Ya elah rio, orang barusan gue baca twitter” jawab Hidayat. (Anak SD zaman sekarang sudah gaul, You Knowlah)  “Tapi Lo nontonkan, pertandingan semalam?” Tanya hari. “Seperti yang gue bilang tadi, gue Cuma baca twitter” jawab Hidayat polos. “Whaha, Dayat-dayat, Gak nonton tapi sok tau” ejek Rio. Anak-anak kembali tertawa, sebagian hanya tersenyum, sedikit kasian pada Dayat Tapi tak ingin di jauhi oleh Rio. “Setidaknya gue gak berbohong dengan ngaku begadang semaleman, nyatanya tidur ditengah pertandingan” Hidayat berusaha membela diri. “Oh jadi lo udah jago, mau ngajakin gue berantem?” Rio sok jagoan. (Masih SD udah berantem, jangan ditiru jang!!) “Udah-udah Jangan berantem nanti bisa dijemur dilapangan!”Hari Melerai. “Berisik lo ri!!, biar gue kerjain si dayat!!”Rio mengintimidasi. Rio Mengambil Penghapus Papan tulis spidol didepan. Di gosokan ke wajah Dayat. Wajah Dayat hitam terkena bekas spidol. Dayat sedikit mengigit bibir bawahnya. Berusaha menahan tangis.   Sret.. Bunyi pintu kelas dibuka. Dengan cara di tarik kekanan.  Bu guru Matematika bernama, Bu Nina datang. melihat kelakuan muridnya, Bu Nina, sedikit teriak “Ada apa ini!!!?”
…………………………………….
 Semua hening.

            Jam menunjukan pukul 11 kurang 10 menit. Kulit Rio sukses Menghitam dilapangan. Dijemur di tiang bendera sambil hormat pada bendera. “Rio, kamu ngapain sih gosok muka Dayat pakai penghapus sampai hitam, pokoknya kamu dijemur sampai jam pulang!!”. Begitulah pembicaraan Rio dan Bu Nina pukul 10.00 lalu. (Rasain lo haha Makanya jadi anak jangan nakal.Oke, penulis terbawa suasana) “Dasar dayat, gara-gara dia gue dihukum, tunggu aja lo” Bukannya malah jera, Rio malah berpikir ingin membalas Dayat. “teng nong neng” Bunyi bel tanda jam pulang berbunyi. Rio terbebas dari hukumannya. Kemudian mengambil tas dikelasnya. Rio berpapasan dengan Hidayat. Rio bermaksud Ingin menggangunya. Tetapi ada bu Nina disampingnya, mengawasi dayat agar pulang dengan selamat. Hari itu berlalu begitu cepat. Esoknya, Hidayat masuk kekelas. Perasaan dayat hari itu tidak enak.  Dia tahu bahwa akan di ganggu Rio. Dia duduk di bangku paling kiri, urutan bangku kedua, dekat dengan jendela. Dayat kemudian memeriksa kotak pensil. Dayat menghadap belakang ingin bicara ke Hari”Ri, pinjam pulpen dong? Gue lupa bawa nih?” Hari diam. Membuang muka ke jendela. Berusaha pura-pura tidak mendengar.  Hidayat yang polos hanya mengacuhkan Hari.(“Toh Hari gak negor gue, secara getohh. Gue juga ngak bakal negor balik keleeuus”. Oke tulisan ini menjerumus ke alay. Gue ulangi.. ehm) Hidayat yang polos hanya bisa diam dan mengerti melihat tingkah Hari yang berbeda dari biasanya. Hidayat Kemudian bertanya dengan teman disebelahnya. Bermaksud meminjam pulpen lagi. “Mel, pinjam pulpen dong?” “……”Melinda diam. “Mel, woi, pinjam pulpen mel?” tanya Hidayat. “……” Melinda diem. Iseng karena dicuekin, Hidayat teriak “Woi.. temen-temen Melinda beraak dikelaas!!!” Seketika satu kelas melihat Melinda.  “APAAA SIH DAAYAAT!!” jawab Melinda marah, kemudian menutup wajahnya dengan tas. Satu kelas tertawa. Bunyinya nyaring waktu itu. (entah kenapa waktu SD selalu aja ada teman yang berak atau kecepirit dikelas. Semua itu masih misteri~).

            Sret.. Bunyi pintu kelas dibuka kayak kemarin. Dengan cara di tarik kekanan.(sesekali dari kiri dong) Rio Masuk kelas. Suara tawa yang gaduh dikelas tiba-tiba senyap. Pandangan Mereka tidak lagi tertuju kearah Hidayat dan Melinda. Seperti ada yang memaksa mereka untuk Menurut. “Ngapain kalian ketawa! Ribut tahu!!” Rio sok jago(ini beneran cerita anak SD bukan sih?) Rio menaruh tasnya dimeja. Kemudia berjalan menuju Dayat. “eh elo, Dayat, gue mau bikin perhitungan sama elo, Pokoknya sepulang sekolah lo harus berhadapan dengan gue. Gue tunggu dilapangan?!!” “Oke!” Jawab dayat berani. “Berani juga lo, Guys kalian semua harus nonton gue bertarung sama Dayat, Gue jamin pentol goreng.” Jawab Rio sombong. “Horee!!” Teriak satu kelas. Kelas berakhir cepat. Wusss…Wusss…Wusss.. Bunyi angin dilapangan terdengar seperti difilm koboy. Ilalang yang berguling-guling menyerupai bulu babi bergelinding ditengah. Di antara Rio dan Dayat. dari pada dibilang mirip koboy. Mereka malah mirip seperti bintang iklan permen. Yunigon cola sendy. (Bangun Minggu pagi cek iklan-iklan RCT*)
“Lo siap?” Tanya Rio. “Siap, emang pertarunganya bagaimana?” sekarang dayat yang bertanya
“Mudah, siapa yang bisa masukin bola Paling banyak, dia yang Menang. Yang kalah bakal nurut sama yang menang.” Kata Rio menjelaskan (Ini cerita anak SDkan? Woi yg ngarang)
“Gue kira kita bakal main tangan.., ternyata main bola” Dayat keceplosan
“Main tangan maksud lo? Kayak KDRT gitu?”Tanya Rio bego
“Ya udah main bola aja..” Dayat tak mau memperpanjang masalah
“Yang jadi kipper adalah si Hari. Hari merupakan kipper terbaik di SD kita. Dia termasuk generasi terbaik yang ada Cuma 10 tahun sekali.” Kata Rio mengurui
“Yang bener, kalau di kurok* no basuk* berarti dia termasuk kiseki-..” Dayat terbawa suasana
“Kalian kayaknya banyak nonton kartun deh, ayo cepat mulai” Hari memotong
“Oke deh kita mulai aja, Teman-teman dukung aku ya” Rio meminta dukungan, seperti peserta Benteng Takeshi. “Yat, lo duluan aja..”
“Oke” Jawab dayat sambil membenarkan kerah seragam SDnya
Murid lain waktu itu Cuma diam di pinggir lapangan, Mereka tengah lahapnya memakan pentol gorong. Yang di jamin Rio. Dayat memulai start duluan, Siap menendang bola ke gawang. Kakinya mengambil ancang-ancang kebelakang, dan Shooto bola ditendang. “Tangkap ri!!” bola melambung tinggi. Mengarah ke hari. Hari menginjak tiang gawang disisi kiri, untuk memberikan dorongan untuk melompat ke tiang gawang sebelah kanan. Hari melompat mengambil bola. Sayangnya bola Dayat berhasil ditepis keluar gawang. Kalau misal ini Komik Captain Tsubasa.Julukan Hari waktu itu adalah Wakasimatsu..
“Jago lo bro!!,eh anu, gue kebelet ke WC bentar ya” seru dayat
“Bola lo gak ada apa-apanya yat, oke jangan lama, hehe sekarang giliran Rio”Jawab Hari kece
“Teman-teman doakan aku ya!” Rio terkontaminasi Takeshi Castle
Teman-teman Cuma menganguk. Mulut mereka penuh dengan pentol. Terutama Melinda, ikut antri lagi.
Rio sedikit melakukan perengangan.  Melompat-lompat. Dengan sedikit mengkletekan jari-jarinya(ini apa maksudnya!!) Rio mempersiapkan kuda-kuda. Memotong rumput untuk umpan sapi. Menyiram tanaman. Atau sekedar menyangkul ditambang(H*rvestmoon banget) Setelah 10 menit pemanasan. Rio siap menendang dan shooto!!! Bola melambung tinggi menjauh dari gawang. Bola menuju Kearah Bunina yang ada, dekat dengan jendela kelas. Bunina lagi makan ayam bakar. (Gue gak tahu kenapa.. jangan tanya?) “Mati gua, bola kearah bu Nina” Rio berbicara dalam hati. Hanya butuh beberapa detik menjelang Bola mendekati wajah Bu Nina dijendela kelas. Teman-teman yang dari tadi sibuk mengunyah. Jadi ikutan tegang. Kebetulan pentol mamang habis waktu itu. Mereka yang gak kebagian shock. Untung datang seorang penyelamat. Dayat berlari menutup arah datangnya bola menuju jendela kelas. Sambil bilang “Kelar deh..” Pakk!!! begitulah bunyi yang terdengar. Ketika bola melekat diwajah Dayat. Seketika Dayat langsung terbaring dilapangan. Bunina mengangkat telepon, kemudian pergi terburu-buru, tak sadar bahwa nyawanya telah diselamatkan.
Rio dan teman-teman belepotan pentol mendekai Dayat khawatir. “lo gak apa yat?”
“Gue gak apa-apa kok” dayat menahan air matanya keluar
“Thanks ya, sori ya soal kemaren dan hari ini” Rio meminta maaf
“Iya gak apa-apa udah gue maafin kok” jawab Dayat
“Karena lo udah nyelamatin hidup gue, lo yang menang” Jelas Rio
“Gak apa-apa nih?” Dayat mengerinyitkan Dahi, tanda tak percaya
“Iya gak apa-apa lo menang. Sesuai perjanjian yang kalah bakal menurutin apa yang menang mau. Jadi mau lo apa” Kata Rio
“Gue gak mau apa-apa, Gue Cuma mau lo berteman sama gue hehe itu doang” Jawab Dayat malu
“ya elah elo itu teman gue, walaupun gue pernah jahatin lo, maafin gue yat.. yang namanya Hidayat akan selalu jadi teman gue. Sama seperti mereka ini, mereka yang hanya tertarik dengan pentol dibanding dengan pertarungan kita juga teman gue. Gue merasa emang akhir-akhir ini sudah menjadi orang yang jahat sih, tapi gue cuma masih menunggu orang yang pas untung menyadarkan gue. Untungnya ada kalian hehe”
“thanks friend” jawab Dayat singkat. Kemudian menjabat tangan Rio
“Kita ini teman dan akan selalu begitu” Jawab anak-anak sekelas serempak

Seusai pertarungan sekolah. Kelas 4 D terlihat lebih akrab waktu itu. mereka sekelas makan pentol dirumah mamang bareng-bareng satu kelas, kebetulan stok dirumah mamang lebih banyak.
Pertandingan Hari itu tidak dimenangkan oleh siapapun. Terkadang pertandingan tanpa seorang pemenang juga merupakan Hal yang indah.

Terima kasih udah membaca. Seperti biasa Ngawur disana-sini. Sekali lagi Makasi yang udah baca hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar